Jurnalis Warga Banten menggelar diskusi publik bahas tantangan jurnalis saat ini. (Foto: LpmLugas/Istiqamah). |
LPM LUGAS - Menyoroti berbagai kendala yang kerap terjadi pada kinerja jurnalistik. Jurnalis warga Banten menggelar diskusi publik bertajuk 'Tantangan Jurnalis Saat Ini' di teater terbuka Rumah Dunia, kota Serang, Sabtu (3/8).
Hadir dalam acara, Jurnalis Tempo Francisca Christy Rosana, Pemimpin Redaksi Betahita Yosep Suprayogi dan Executive Director Asosiasi Media Siber Indonesia Felix Lamury serta kawula muda mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pers Mahasiswa Serang (APMS).
Diketahui, Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari pada 3-4 Agustus. Dalam diskusinya, membahas berbagai macam jenis persoalan yang seringkali hadir kepada jurnalis. Hal ini tidak terlepas dari berbagai macam tindakan tak menyenangkan yang dialami para jurnalis perempuan pada saat mewawancarai narasumbernya.
Baca juga: Kembangkan UMKM Daerah, KKM 30 UPG Bekali Warga Desa Pasauran Dengan Inovasi Pemasaran Produk
Hadir dalam acara, Jurnalis Tempo Francisca Christy Rosana, Pemimpin Redaksi Betahita Yosep Suprayogi dan Executive Director Asosiasi Media Siber Indonesia Felix Lamury.
Jurnalis Tempo Francisca Christy Rosana mengatakan, tercatat hingga saat ini jurnalis perempuan yang menduduki jabatan tinggi dalam perindustrian media tergolong sedikit. Seringkali tindakan tak menyenangkan berbau seksis didapatkan oleh perempuan dalam menjalankan tugas kejurnalistikannya.
"Memang perempuan paling rentan untuk mendapatkan serangan," ucap Jurnalis Tempo yang akrab disapa Cica.
Baca juga: Perdayakan Ekonomi Lokal, Mahasiswa KKM 30 UPG Dorong UMKM Desa Karang Suraga di Funtastic Serang
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Betahita Yosep Suprayogi menjelaskan, tantangan jurnalis pada saat ini juga hadir dengan adanya influencer yang seringkali membuat kinerja-kinerja jurnalistik terkesampingkan.
Yosep juga mengatakan ditengah mudahnya memproduksi dan menerbitkan berita pada masa sekarang. Meski demikian, peran jurnalis jurnalis tidak boleh diam saja, karena kerja verifikasi masih dapat dilakukan oleh jurnalis. “Sudah tidak saatnya lagi teman-teman diam saja karena kalau tidak bersuara yang buruk-buruk ini bisa menang,” jelas Yosep.
Selanjutnya, Felix menuturkan pandangannya tentang tantangan jurnalis dengan berkembang pesatnya teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) pada saat ini. Ia mengatakan, dengan teknologi manusia dapat memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Baca juga: Antusias Mahasiswa Mengikuti Bazar Excumen 2024, Dosen: Sebagai Wujud Apresiasi Terhadap Kampus
Teknologi, lanjut Felix, menjadi simalakama bagi manusia lantaran jika tertinggal sedikit akan melahirkan dampak buruk bagi kita.
“AI itu seperti sundel bolong, kita gapernah liat tapi (AI) tau data-data kita semua,” tuturnya.
Kemudian kegiatan diskusi publik ini dilanjut dengan sesi tanya jawab antara pembicara dan peserta yang hadir dari berbagai elemen masyarakat.
Baca juga: Lepas 1009 Mahasiswa KKM, Rektor UPG: Menuju Prinsip Dasar Tridharma Perguruan Tinggi
Perlu diketahui, kegiatan dilanjutkan pada Minggu 4 Agustus bertajuk 'Impian Banten Terlepas dari Citra Buruk' yang diindahkan dengan penampilan puisi, live musik dan pameran foto bertema layanan publik.*
Author: redaksi
Editor: redaksi