Ilustrasi Abai Politik. (Foto: ITS News). |
LPM LUGAS - Rabu, 5 Juni 2024 menjadi langkah awal inisiasi pemberhentian BEM dan DPM (Universitas Primagraha) UPG dilakukan, Ormawa bersama Rektorat kampus UPG menyepakati untuk pemberhentian trias politica kampus yang dinilai tidak berjalan maksimal.
Hal demikian dicetuskan mengingat carut marut permasalahan pada sektor mahasiswa tidak kunjung dapat teratasi, serta masa kepengurusan yang sudah kadaluarsa juga menjadi indikator utama dalam pemberhentian BEM dan DPM UPG tersebut.
Rektorat melalui penjabat kemahasiswaan, Muhammad Zambri, dirinya merasa keberlangsungan Ormawa UPG tidak berjalan dengan optimal. "Sehingga kemahasiswaan menginisiasikan pertemuan bersama Ormawa untuk menyatukan kembali persepsi teman-teman mahasiswa," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Eks PJ BEM UPG, Ade Firmansyah menyatakan dukungannya terhadap keputusan yang telah disepakati bersama. Meski demikian, Ade mengantisipasi terjadinya kemandekan tahapan Pembentukan kembali BEM dan DPM paska pemberhentian ini dilakukan.
"Ketika memang pada akhirnya bisa membangun dan bisa menyelesaikan semua problematika yang ada, saya acungkan jempol. Tapi jangan sampai nanti itikad baik pembubaran BEM dan DPM ini berhenti tanpa pengganti yang mampu memulihkan semuanya," seru Ade kapada LPM LUGAS dalam keterangan tulisnya pada Kamis, 6 Juni 2024 lalu.
Ade menilai dirinya sangat memahami betul dengan segala permasalahan yang ada di kampus, tidak terkecuali dengan berbagai problematika yang ada pada lini perspektif mahasiswa.
Hal senada pun disampaikan Eks Ketua DPM UPG Dika Ramadhan Putra, melalui pemberhentian ini menjadi langkah awal dalam memperbaiki sistem birokrasi dan demokrasi kampus yang saat ini dinilai kurang maksimal.
"Ini wacana revolusioner yang diinisiasikan oleh lembaga kepada Ormawa. Kita sama sama memperbaiki yang belum baik di BEM dan DPM sebelumnya," ungkap Dika kala itu.
Selanjutnya, paska pemberhentian ini dilakukan, Penjabat Kemahasiswaan membentuk tim Panitia Pelaksana Pembentukan Ormawa atau disebut P3O pada akhir Juli lalu. Pada awal pembentukannya, tim P3O berisi delapan orang yang masing-masing diantaranya empat orang dari BEM dan empat orang lainya dari DPM.
Namun demikian, seiring berjalannya waktu tidak sedikitpun ditemukannya pergerakan yang dilakukan oleh tim P3O tersebut. "SK dan Surat Tugas dari rektorat sudah diberikan, tanyakan saja kepada mereka," kata Zambri saat dikonfirmasi kru Lpm Lugas.
Dirasa tak cukup mampu menjalankan tugasnya, pada 10 September 2024, penjabat kemahasiswaan membuka peluang kembali untuk menambah personil tim P3O yang semulanya berjumlah delapan orang menjadi lima belas orang, melebihi jumlah personil sepakbola dalam membanggakan negaranya.
Berbagai cara dan upaya dilakukan kemahasiswaan dalam membangun tatanan birokrasi dan demokrasi yang sehat tidak kunjung menuai langkah pasti dalam perjalanannya. Sangat disayangkan juga Tim P3O yang seharusnya menjadi tonggak utama dalam upaya menciptakan birokrasi sehat ini tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Kehadiran perwakilan BEM dan DPM sebelumnya menuai kontroversi disejumlah elemen mahasiswa, karena dinilai dapat mencederai langkah dan independensi tim P3O dalam menjalankan peran dan fungsinya.
Namun demikian, hingga sekarang tim P3O tidak hanya kehilangan peran dan fungsinya saja, melainkan kehilangan kepercayaan publik mahasiswa kepada mereka, hal ini terjadi karena pupusnya harapan mahasiswa dalam mengimpikan tatanan birokrasi yang sehat dan kuat ditangan tim P3O.
Menanggapi hal ini, Rektor UPG Romli Ardie telah menugaskan penjabat kemahasiswaan untuk segera menuntaskan segala persoalan yang terjadi pada aspek organisasi mahasiswa. Baik pada Himpunan, UKM hingga kekosongan jabatan BEM dan DPM.
Sejumlah arahan juga telah diberikan Rektor kepada kemahasiswaan, diantaranya pembuatan draft panduan mahasiswa. "Sudah beberapa kali, bahkan kemarin suruh buat draft, ya itu sudah di ACC oleh kemahasiswaan," ucap Rektor saat diwawancarai kru Lpm Lugas pada 3 September 2024.
Tak lupa, sebagai bentuk dukungan dan dorongan dari lembaga kepada mahasiswa, Rektor UPG Periode 2024-2028 menyebut akan memfasilitasi segala kegiatan dan program mahasiswa.
"Kami memfasilitasi seperti rapat-rapat, diskusi dan pengkaderan. Dalam hal ini kita mendorong BEM ya yang belum ada, kita telah membuat struktur dan aka dipersiapkan oleh pembina kemahasiswaan," jelas Romli. (Red)*