Atlit Pencak Silat Universitas Primagraha (Foto: Dok Lugas) |
LPM LUGAS – Perjalanan prestasi atlet pencak silat Universitas Primagraha (UPG) diwarnai berbagai tantangan. Salah satunya adalah kekosongan posisi pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pencak silat, yang dianggap menjadi kendala dalam proses pengembangan organisasi dan pembinaan atlet.
Mega Cristin Lanto, salah satu atlet pencak silat UPG, mengungkapkan kekecewaannya terhadap situasi tersebut. Ia menilai absennya pembina kerap menghambat pelaksanaan program kerja yang telah disusun, termasuk proses regenerasi atlet di kampusnya.
“Kami resah menjalankan program kerja, apalagi mencari atlet baru. Kalau kami lulus, siapa yang akan melanjutkan?” ungkap Mega saat diwawancarai LPM Lugas, Rabu (18/12/2024) malam.
Mega juga menyoroti dampak lain dari kekosongan pembina, yakni kurangnya fasilitas yang layak untuk mendukung kegiatan UKM pencak silat. “Tanpa pembina, kami tidak memiliki fasilitas seperti samsak, ruang latihan, atau sekretariat UKM,” jelasnya.
Situasi ini, lanjut Mega, sudah berlangsung sejak ia mulai kuliah di UPG sekitar dua tahun lalu. Meski berbagai upaya telah dilakukan untuk menghadirkan pembina, hingga kini belum ada kejelasan dari pihak kampus.
“Kami sudah pernah mengajukan ke pihak kampus, tetapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut,” ujar Mega.
Ia berharap pihak universitas dapat memberikan perhatian lebih kepada organisasi, terutama mengingat kontribusi yang telah diberikan mahasiswa lewat prestasi di berbagai kejuaraan. “Tanpa pembina, kami jadi kurang aktif dan kehilangan motivasi. Rasanya hampa,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Gustian Irwansyah, pejabat kemahasiswaan UPG, menyatakan pihaknya akan segera mengambil langkah untuk mengatasi kekosongan pembina UKM.
“Kami akan segera membentuk pembina untuk UKM yang belum memiliki pembimbing, termasuk pencak silat. Koordinasi dengan beberapa divisi akan kami lakukan untuk membahas hal ini,” kata Gustian.
Ia juga mengakui bahwa koordinasi antara pihak kampus dan UKM olahraga belum berjalan optimal dalam beberapa bulan terakhir.
"Kami akan segera mengadakan pertemuan dengan UKM olahraga untuk membahas arah ke depan, termasuk menentukan pembina yang tepat,” jelasnya.
Gustian menambahkan, ada keinginan dari pihak pencak silat untuk memisahkan diri dari UKM olahraga dan membentuk UKM secara mandiri.
“Jika ingin menjadi UKM sendiri, pencak silat harus mengikuti prosedur yang ada. Hal ini juga akan kami bahas lebih lanjut,” pungkasnya.
Dengan adanya komitmen dari pihak kampus, diharapkan permasalahan ini segera teratasi sehingga UKM yang mengalami hal serupa dapat berkembang dan terus mencetak prestasi.