lpmlugas - Serang, Aliansi Pers Mahasiswa Serang (APMS) ingatkan pentingnya kebebasan pers di lingkungan Kampus yang ada di Kota Serang. Pers sebagai pilar demokrasi keempat, perlu dihidupkan di lingkungan kampus sebagai pendidikan berdemokrasi.
Universitas sebagai lingkungan pendidikan acap kali menonjolkan sisi arogansinya terhadap lembaga pers mahasiswa. Hal itu sering terjadi terhadap pegiat Pers mahasiwa (Persma) di Kota Serang yang kerap mendapatkan intimidasi dan pengekangan oleh pihak kampus terhadap kerja-kerja jurnalistik Lembaga Pers Mahasiswa (LPM).
Bayu sebagai koordinator Umum APMS menuturkan pentingnya Persma di Serang Raya beraliansi sebagai wadah tukar pikiran antar sesama pegiat Persma.
"Ada banyak hal yang bisa kita lakukan bersama untuk menguatkan posisi Persma di Kampus, dengan beraliansi setidaknya kita bisa berdiskusi dan saling menguatkan," kata Bayu usai melakukan Rapat Kerja di Cafe Teras Bambu, Sabtu (13/8/2022).
Selaras dengan Bayu, Dani Mukarom sebagai Sekjend APMS menjelaskan, pers mahasiswa juga perlu memahami kode etik jurnalistik sebagai pedoman laku pegiat Persma sebagai Jurnalis.
"Pemahaman terhadap kode etik dan kaidah jurnalistik, kerap kali disepelekan oleh LPM saat melakukan kerja-kerja jurnalistik". jelasnya
Memahami kode etik setidaknya akan melindungi diri dari hal-hal tidak diinginkan yang menimpa pegiat Persma.
"Selain berdiskusi kita juga perlu memahami kode etik jurnalistik, itu sangat penting bagi pers mahasiswa untuk melindungi diri," katanya.
Sebelumnya, beberapa LPM di Kota Serang mengalami intimidasi dan intervensi dari pihak kampus. Banyaknya intervensi yang dialami oleh LPM membuat pegiat tak leluasa saat menyampaikan aspirasi.
Dani berharap dengan adanya aliansi ini, pers mahasiswa yang ada Kota Serang bisa bersinergi dan saling melindungi satu sama lain.
"Banyaknya intervensi yang dilakukan pihak-pihak tertentu membuat Persma seperti dibatasi dan tidak leluasa dalam berkarya, kita berharap ini bisa menjadi langkah yang positif," ucapnya.
Editor : (Redaksi)
